Jika pada tahun-tahun sebelumnya Kineforum menyelenggarakan pameran tumbuh dan kembang tentang sejarah bioskop Indonesia. Maka tahun ini Kineforum rehat sejenak, karena membutuhkan riset yang lebih dalam dan memperbaharui data-datanya. Tahun ini kegiatan dalam rangka Bulan Film Nasional, pameran diisi dengan karya-karya dari komunitas Gambar Selaw berupa ilustrasi poster film Indonesia yang dikurasi Ade Darmawan.. Teman-teman dari Gambar Selaw menyajikan puluhan gambar hasil interpretasi masing-masing terhadap 20 film Indonesia klasik yang ditonton dan kemudian dipamerkan dalam bentuk poster-poster film klasik.
Didiilustrasikan kembali untuk membangkitkan nostalgia masa itu. Masih banyak ilustrator lain yang terlibat, seperti; Anis Wuku Wuk, Acul Gnas, Cli, Aloysius Nitia, Tiffany Ayu, Thuke Wulandari, The Popo, Zul, dan Bobby Agam. Mereka tidak hanya memajang karya berbentuk poster berukuran A3 dan A2, tapi juga hasil gambar tangan sebelum dicetak ulang.
Acara Pameran Poster Film Indonesia ini dilaksanakan di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta, sejak 23-31 Maret 2012. Tidak hanya itu, pameran ini juga menjadi bagian dari program publik untuk ruang publik. Hasil penjualan karya-karya yang dipamerkan akan digunakan untuk biaya operasional Kineforum dan juga untuk menghidupi kegiatan komunitas Gambar Selaw sendiri.
Film ‘Djendral Kantjil’ garapan Usmar Ismail, yang diproduksi pada 1958, dihadirkan oleh Natasha Abigail, Ube, dan Danang Sulistyo dengan ilustrasi yang berbeda-beda. ‘Djendral Kantjil’ mengisahkan tentang tokoh Arman dengan mainan pistol-pistolan dan membentuk pasukan berani mati bersama teman-temannya. Natasha membuat ilustrasi tokoh sang ‘Djendral Kantjil’ yang berdiri dengan laga seakan siap berperang. Topi koboi warna biru, baju merah lengkap dengan gulungan lengan khas preman, celana gantung di atas kaki, dan sandal jepit. Sedangkan poster milik Danang, menghadirkan pesan simbolik melalui sebuah pistol bergagang coklat.
Adapula film “Rama Superman Indonesia” garapan Frans Totok tahun 1974. Film yang mengangkat kisah Andi, penjaja koran yang suka menolong. Ia mendapatkan jimat kupu-kupu emas, yang bila dicium, mengubahnya menjadi orang kuat dan bisa terbang. Bayu Wibowo menyajikannya dalam ilustrasi bercorak cerah. August Melasz, sang pemeran Rama digambarkan memakai kostum Superman ala Rama, dan di belakangnya tampak sang musuh bertopeng hitam. Sedangkan ilustrasi Sahal Abraham, lebih bercorak gelap dan memberi kesan ‘garang’.
Dalam pembukaan pameran, Ade Darmawan selaku kurator mengungkapkan, “Menurut saya ini cara yang sederhana tapi juga menjadi cara untuk melihat arsip-arsip film yang sudah ada. Teman-teman merepresentasikan ulang ke dalam ilustrasi poster”.
Gambar Selaw
Gambar Selaw ialah sebuah club drawing yang berdiri sejak September 2011. Selalu rutin mengadakan aktivitasnya setiap kamis malam pukul 20.00 di Ruru Shop. Dimana orang bisa datang selepas pulang kerja atau kuliah untuk menggambar.
Ini menjadi pilihan alternatif kegiatan untuk berelaksasi selepas satu minggu melakukan aktivitas sekaligus menyalurkan hobi bagi yang suka atau ingin belajar menggambar.
Untuk ikut di aktivitas ini tidak dipunggut biaya, bahkan bebas membawa dan menggunakan perlengkapan gambarnya sendiri. Hanya datang, duduk dan menggambar bersama.
Gambar Selaw sampai saat ini telah menyelenggarakan beberapa kolaborasi pameran, seperti Unjuk Gigi (D’Spice, Kemang), RRREC FEST #2 (Tan Ek Tjoan), MOCCA Film Documentary - Poster Movie Edition (Yogja), Apocalypse 2012 (Ruru Shop) dan DanceFilmAddiction - Postcard Edition (Upstairs Bar, Cikini).
Zaman boleh berubah, tapi karya indah tetap meninggalkan kesan sepanjang masa. Contoh saja film-film Indonesia klasik era 1950an hingga 1980an. Walaupun sudah puluhan tahun, tokoh-tokoh dan ceritanya masih melekat di ingatan. Itulah yang menginspirasi anak-anak muda dalam komunitas Gambarselaw, menyajikan film-film Indonesia klasik ke dalam karya poster dengan beragam teknik dan ilustrasi masa kini. (tim)
Didiilustrasikan kembali untuk membangkitkan nostalgia masa itu. Masih banyak ilustrator lain yang terlibat, seperti; Anis Wuku Wuk, Acul Gnas, Cli, Aloysius Nitia, Tiffany Ayu, Thuke Wulandari, The Popo, Zul, dan Bobby Agam. Mereka tidak hanya memajang karya berbentuk poster berukuran A3 dan A2, tapi juga hasil gambar tangan sebelum dicetak ulang.
Acara Pameran Poster Film Indonesia ini dilaksanakan di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta, sejak 23-31 Maret 2012. Tidak hanya itu, pameran ini juga menjadi bagian dari program publik untuk ruang publik. Hasil penjualan karya-karya yang dipamerkan akan digunakan untuk biaya operasional Kineforum dan juga untuk menghidupi kegiatan komunitas Gambar Selaw sendiri.
Film ‘Djendral Kantjil’ garapan Usmar Ismail, yang diproduksi pada 1958, dihadirkan oleh Natasha Abigail, Ube, dan Danang Sulistyo dengan ilustrasi yang berbeda-beda. ‘Djendral Kantjil’ mengisahkan tentang tokoh Arman dengan mainan pistol-pistolan dan membentuk pasukan berani mati bersama teman-temannya. Natasha membuat ilustrasi tokoh sang ‘Djendral Kantjil’ yang berdiri dengan laga seakan siap berperang. Topi koboi warna biru, baju merah lengkap dengan gulungan lengan khas preman, celana gantung di atas kaki, dan sandal jepit. Sedangkan poster milik Danang, menghadirkan pesan simbolik melalui sebuah pistol bergagang coklat.
Adapula film “Rama Superman Indonesia” garapan Frans Totok tahun 1974. Film yang mengangkat kisah Andi, penjaja koran yang suka menolong. Ia mendapatkan jimat kupu-kupu emas, yang bila dicium, mengubahnya menjadi orang kuat dan bisa terbang. Bayu Wibowo menyajikannya dalam ilustrasi bercorak cerah. August Melasz, sang pemeran Rama digambarkan memakai kostum Superman ala Rama, dan di belakangnya tampak sang musuh bertopeng hitam. Sedangkan ilustrasi Sahal Abraham, lebih bercorak gelap dan memberi kesan ‘garang’.
Dalam pembukaan pameran, Ade Darmawan selaku kurator mengungkapkan, “Menurut saya ini cara yang sederhana tapi juga menjadi cara untuk melihat arsip-arsip film yang sudah ada. Teman-teman merepresentasikan ulang ke dalam ilustrasi poster”.
Gambar Selaw
Gambar Selaw ialah sebuah club drawing yang berdiri sejak September 2011. Selalu rutin mengadakan aktivitasnya setiap kamis malam pukul 20.00 di Ruru Shop. Dimana orang bisa datang selepas pulang kerja atau kuliah untuk menggambar.
Ini menjadi pilihan alternatif kegiatan untuk berelaksasi selepas satu minggu melakukan aktivitas sekaligus menyalurkan hobi bagi yang suka atau ingin belajar menggambar.
Untuk ikut di aktivitas ini tidak dipunggut biaya, bahkan bebas membawa dan menggunakan perlengkapan gambarnya sendiri. Hanya datang, duduk dan menggambar bersama.
Gambar Selaw sampai saat ini telah menyelenggarakan beberapa kolaborasi pameran, seperti Unjuk Gigi (D’Spice, Kemang), RRREC FEST #2 (Tan Ek Tjoan), MOCCA Film Documentary - Poster Movie Edition (Yogja), Apocalypse 2012 (Ruru Shop) dan DanceFilmAddiction - Postcard Edition (Upstairs Bar, Cikini).
Zaman boleh berubah, tapi karya indah tetap meninggalkan kesan sepanjang masa. Contoh saja film-film Indonesia klasik era 1950an hingga 1980an. Walaupun sudah puluhan tahun, tokoh-tokoh dan ceritanya masih melekat di ingatan. Itulah yang menginspirasi anak-anak muda dalam komunitas Gambarselaw, menyajikan film-film Indonesia klasik ke dalam karya poster dengan beragam teknik dan ilustrasi masa kini. (tim)
0 komentar:
Posting Komentar