Selasa, 05 Juni 2012

Happy Salma Puas Perankan Istri Bung Karno

Berbekal pengalaman menjadi seorang pemain sinetron dan teater, Happy Salma kembali menjejakan kakinya di dunia seni teater. Rencananya, Happy akan memainkan peran sebagai salah satu istri Soekarno. Sebelumnya, model asal Sukabumi ini telah sukses tampil memainkan sebuah pertunjukkan bertajuk "Monolog Inggit" di kota kembang tahun lalu. Ketertarikan selebritas pemilik nama lengkap Jero Happy Salma Wanasari pada sosok Inggit terlihat pada saat dirinya terlibat dalam pembuatan film tentang istri-istri Soekarno. Sosok Inggit yang diperankan oleh Happy Salma ini seakan hilang dari ingatan sejarah Bangsa Indonesia. ”Sosok Inggit Garnasih ini sangat inspiratif bagi kaum perempuan di Indonesia. Sebagai istri, semangat Inggit telah menghantarkan suaminya menuju pintu gerbang kebebasan kemerdekaan tanah air," ujar Happy kepada VIVAlife, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu 30 Mei 2012, terkait pertunjukan Monolog Inggit" yang berlangsung pada 4 dan 5 Juni 2012, di Teater Salihara, Jakarta Selatan. Happy Salma merasa ada bagian sisi kepahlawanan yang dimiliki Inggit Garnasih. "Sebagai perempuan dengan kesederhanannya, beliau mampu mengambil sikap dan konsekuensi dengan pilihannya serta mampu menjaga harga dirinya sendiri," ujarnya. Kesulitan yang dihadapinya karena tokoh Inggit Ganarsih pernah hidup di dunia. Bukan tokoh fiktif atau imajiner yang acapkali dimainkannya dalam pertunjukan-pertunjukan sebelumnya. Jadi, ia mempelajari betul tokoh tersebut dari berbagai referensi yang ada. Seperti membaca buku "Kuantar Kau ke Gerbang" yang ditulis oleh Ramadhan KH. Apalagi, ia mementaskan sendiri pertunjukan itu selama 2 jam di atas panggung. Karenanya, ia harus berlatih keras dan menghapal skrip yang sangat panjang. Sebab, pertunjukan itu berlangsung sepanjang 13 babak. ”Tantangan konsistensinya itu, saya harus berlatih dan menghapal. Ada 13 babak. Dan, itu bukan kisah imaginer, ceritanya harus betul. Saya harus menceritakan dengan rinci dan detail," ucapnya. Happy juga banyak bertanya kepada orang yang mengetahui sosok Inggit semasa hidupnya. Ia melakukan perjalanan ke beberapa tempat di Bandung, Jawa Barat, tempat Inggit menghabiskan masa tuanya setelah berpisah dengan Bung Karno. Inggit, adalah wanita sederhana. Dialah yang membimbing Soekarno sehingga menjadi orang luar biasa. Dia juga menunjukkan sikap perempuan selayaknya bekerja. Karena itu, Happy mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk mempelajari tokoh tersebut. "Saya banyak bertanya kepada keluarganya Inggit, bagaimana dia saya pelajari betul. Saya ingin mewakili spiritnya dia. Kelupaan sejarah itu menjadi semangat cita-cita saya mementaskan monolog ini," ucapnya. ”ketika Kusno diminta menghapus atau meniadakan kata imperialisme pada tulisannya oleh guru-gurunya, Kosno selalu bilang tidak. Maka saya pun yang begitu tahu dan memahami apa yang dikerjakan dan diperjuangkan Kusno, akan tetap setia mendukungnya..." Itulah kepingan monolog yang menunjukkan Inggit Garnasih, begitu setia dan paham akan apa yang diperjuangkan Soekarno. Itu pula yang menjadi bagian dari monolog berdurasi sekitar 1,5 jam yang membuat sekitar 300 penonton terpukau dan kusuk mendengar serta menyaksikan Monolog Happy Salma 'Inggit' di Gedung Kesenian Dewi Asri, STSI Bandung, pada Kamis (22/12/2011). Happy yang menilai Inggit Garnasih sebagai Srikandi yang terlupakan, tampak berupaya serius memunculkan karakter seorang Inggit Garnasih dalam menolognya yang disautradarai Wawan Sofwan dan penulis naskah Ahda Imran. Dengan kain batik warna krem dan kebaya hitam motif bunga-bunga putih, Happy berpenamilan sosok perempuan masa perjuangan kemerdekaan RI. Rambutnya diberi garis-garisan putih sebagai uban, serta kaki beralaskan sepatu sandal masa itu. Monolog yang digelar Mainteater yang bekerjasama dengan Titimangsa Foundation dengan sponsor utama Bakti Budaya Djarum Foundation itu merupakan momentum hari ibu, sehingga diharapkan menjadikan hari ibu tidak sebagai perayaan atau seremonial saja. Dalam sejarah, hanya menceritakan bahwa Inggit adalah salah satu istri Soekarno yang sangat setia. Namun lebih dari itu, Inggit adalah salah seorang yang paling berjasa pada keteguhan dan keyakinan Soekarno akan perjuangannya. Selain kesetiannya serta dukungan Inggit yang membuat Soekarno teguh dan yakin pada perjuangannya, seperti yang ditunjukan pada petikan di atas, diceritakan ketika Soekarno sibuk menyiapkan pidato untuk membela negeri ini, Inggit juga dengan tekun menjahitkan kancing jas Kusno, begitu Inggit memanggilnya, supaya ia tampak gagah, di depan ruang sidang esok harinya. Dan benar terjadi, pidato Soekarno di ujung Desember 1930 dengan judul Indonesia Menggugat. (tbn.c)

0 komentar:

Posting Komentar