Sabtu, 14 April 2012

Pelatihan Menulis Dengan Hati Ala Buddha Tzu Chi

Tim 3 in 1 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menggelar pelatihan jurnalistik, terutama untuk menulis dengan hati. Artinya, calon-calon penulis diajarkan menulis berita maupun artikel bukan dengan laporan lapangan, tapi lebih dulu merasakan kondisi sebenarnya di lapangan. Soalnya materi yang mau ditulis berkaitan langsung dengan nilai-nilai kebajikan dan sisi social kemanusiaan, sesuai ajaran Master Tzu Chi.

“Kami melakukan pelatihan menulis dengan hati ini secara acak, tapi rutin. Ini supaya terjadi roling atau untuk memberi kesempatan calon-calon penulis baru. Karena penulis yang sudah lama akan mendapat pelatihan yang lebih mendalam dan lebih pada penulisan jurnalis umum. Apalagi yang sudah mendapat basic harus ikut naik juga sebagai penulis terampil,” papar Stephen Ang, coordinator acara Pelatihan Menulis Dengan Hati Tim 3 in 1 Yayasan Buddha Tzu Chi usai acara di Book CafĂ© Tzu Chi, kawasan Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (14/4).

Menurut Stephen, menulis dengan hati lebih ke arah sosial kemanusiaan. Tujuannya agar orang-orang, terutama relawan Yayasan Tzu Chi mampu membuat tulisan yang ingin dituliskannya menggugah hati pembaca sekaligus penulisnya sendiri. “Jadi Tim 3 in 1, ini berharap agar calon-calon penulis mau merasakan dulu sebelum menulis beritanya. Sehingga akan terharu dan kami ingin membangkitkan cinta kasih sehingga akan lebih banyak lagi orang-orang yang mau membantu sesama bagi kurang mampu,” imbuh anak muda.

Karena tujuannya untuk memberikan bekal akan sisi kebajikan itu, lanjut Stephen, maka siapa pun bisa ikut. Dari segala umur, pria wanita, dari latar belakang apa saja, anggota relawan Tzu Chi maupun masyarakat umum. “Pelatihan ini hanya seperti memberi tips maupun panduan. Di mana intinya, tim 3 in 1 berharap agar calon-calon penulis betul-betul mau merasakan kondisi di lapangan. Sehingga menulisnya tidak hanya laporan lapangan atau hard news. Misalnya, kegiatan pemberian beras bagi yang kurang mampu. Bukan menulis laporan dari kegiatan itu, tapi pengalaman batin yang dirasakannya. Seperti ada nenek-nenek yang antri demi mendapatkan pemberian beras bantuan. Ini,kan,menyentuh sekaligus menggugah namanya. Sedangkan bagi relawan diharapkan mau menuliskan kegiatan di tempat tinggalnya. Sehingga semua kegiatan tercover oleh bulletin Tzu Chi,” kilah.

Makanya, simpul Stephen, yang dimaksud menulis dengan hati adalah sisi dalam penulisnya. Karena itu, materi atau tips yang diberikan dua instruktur gadis cantik relawan Tzu Chi yang tergabung dalam Tim 3 in 1 ini, lebih menekankan pada upaya mau mendengara ceramah dari sang Master Tzu Chi. Kemudian mencatat dan merangkumnya. “Kalau dasar penulis jurnalistik sudah umum. Dari buku-buku juga banyak. Tapi kami lebih menekannya pada menulis dengan hatinya. Seperti mata pelajaran mendengar ceramah Master dan mempraktikan ajaran Master, seperi Benar (Zhen) sesuai dengan kenyataan terjadid, bajik (shan) mengandung nilai-nilai kebaikan dan hal-hal positif, dan terakhir Indah (mei). Artinya menampilkan keindahan budaya humanis, merangkainya jadi tulisan yang indah dan enak dibaca,” timpal Erli Tan, salah seorang pemberi materi pelatihan. (tim)

0 komentar:

Posting Komentar