Timun Emas - Teater Tanah Air Tawarkan Kekinian dari Dongeng Jawa Timur

KolomOnline.com   07.28   Teater   1 comment  

Penggemar pertunjukkan teater dari grup Teater Tanah Air garapan sutradara kondang Jose Rizal Manua disuguhi tontonan berbeda. Pentas kali ini, mengangkat cerita dongeng klasik Timun Emas di Graha Bhakti Budaya (GBB) Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Jakarta Pusat, 17-18 Desember 2011. Meski Timun Emas terkategori naskah klasik dongeng masyarakat Jawa Timur, tapi seniman besar Remy Sylado menulis ulang kisah klasik itu dengan penyesuain pada situasi kekinian. Remy memunculkan tokoh monyet-monyet. Tokoh ini dimaksudkan sebagai sindiran moral yang rendah. Begitu pun tokoh Peri yang justru berjenis kelamin laki-laki. Bukan perempuan sebagaimana lazim. Maksud Remy Silado, hati laki-laki yang sebenarnya adalah menyimpan kelemah-lembutan juga. Selain kedua tokoh itu, terdapat tokoh Tukang Obat dan beberapa tokoh lain yang selama ini tidak ada diingatan masyarakat pencinta dongeng Timun Emas.

Timun Emas berkisah tentang seorang perempuan yang akrab disapa Mbok. Ia menginginkan seorang anak. Suatu ketika raksasa memberinya hadiah berupa timun emas yang berubah wujud menjadi anak perempuan. Raksasa mengajukan janji, jika anak perempuan itu sudah besar harus dikembalikan kepadanya untuk dimangsa sebagai persembahan. Justru sang anak menolak dengan menebarkan lima benda. Antara lain trasi dan jarum. Benda-benda itu ditebarkan saat kedatangan raksasa. Benda-benda itu berubah wujud menjadi duri dan lautan api. Dan raksasa tenggelam mati. Tokoh sentral Timun Emas sebenarnya hanya tiga. Namun Remy memunculkan beberapa tokoh lain. Tujuannya supaya secara visual dapat memaksimalkan kreativitas dan aspek hiburan.

Menurut Jose, naskah versi Remy ini tidak berbenturan secara imaji dengan cerita dongeng aslinya. Kalau pun ada kritik atau protes dalam pemikiran penonton, ada argumentasi dari pertunjukkan itu tanpa harus dijelaskan oleh sutradara maupun penulisnya. Tanpa bermaksud menganggap remeh, sepanjang inti di dalam plot yang sudah jadi kesepakatan orang Indonesia dalam cerita dongeng itu masih ditampilkan dengan tiga tokoh utamanya, maka diyakini pertunjukkannya aman nyaman.

Muatan Moral Sosial

Semula ada tiga judul yang akan di-rewrite Remy yang secara khusus ditujukan untuk Teater Tanah Air. Tapi Jose memutuskan memilih Timun Emas. Ini mengait dengan momen hari ibu, 22 Desember 2011 ini. Bagi Jose ibu adalah hero alias pahlawan yang termanifestasi lewat tokoh Timun Emas dalam cerita ini. Garapan ini adalah upaya merayakan Hari Ibu. “Naskah Timun Emas versi Remy yang di-rewrite dalam bentuk kekinian, bermuatan persoalan sekarang menyangkut moral, sosial, budaya. Pesan yang disampaikan bahwa perempuan yang dianggap lemah, ternyata punya kekuatan tersembunyi. Ini merupakan manifestasi dari kata perempuan yang berasal dari mpu. Mpu artinya kemampuan. Dalam pertunjukkan diwujudkan dalam bentuk kemampuan perempuan mengalahkan raksasa,” ungkap sutradara yang telah menyabet penghargaan internasional, di toko buku miliknya komplek TIM, Minggu (19/11).

Untuk pentas musikalnya, Jose menggandeng musisi kondang yang sering menangani komposisi musik pertunjukkan Teater Koma, Donny Irawan. Ini akan dipadupadankan dengan koreografi apik dari Andi Usman dan kemasan artistik Hadiman Radjab. “Pesan yang ingin saya sampaikan di mana melihat kekinian dari naskah Timun Emas pada masyarakat sekarang bahwa seni pertunjukkan harus terus diaktualisasi. Itu yang dikembangkan oleh kreator. Jangan mengusung museum ke panggung, tapi budaya harus direinterprestasi terus menerus,” ungkap Jose yang sudah punya pengalaman pentas khusus anak-anak ke luar negeri dan berhasil menyabet gelar juara.

Sebenarnya Jose berharap bisa menampilkan kehebatan audio visual yang melengkapi pertunjukkannya. Ini untuk kepentingan adegan yang sulit divisualisasi seperti lautan api yang akan membakar tubuh raksasa. Kendalanya, Teater Tanah Air belum mendapatkan sponsor.(aseng)