Sabtu, 14 April 2012

Gabung Teater Kolom untuk Profesionalisme (1)

Profil Stefen Zhou


Perjalanan karir Stefan Zhou merantau ke Jakarta terbilang nekad. Karena dia merantau tanpa punya saudara di Jakarta, sekitar tahun 2000. Dia memutuskan berangkat ke Jakarta karena semata-mata ingin menyalurkan bakat seninya, terutama di bidang seni teater. Stefan mengenal teater pertama kali, tahun 1988. Saat masih duduk di bangku sekolah SMA di Pontianak, Kalimantan Barat. Dia diajak bergabung bersama grup Enggang Terbang Mandiri dan sempat ikut pementasan dalam naskah Sam Pek Eng Tai berperan sebagai bapaknya Eng Tai. Tak tanggung-tanggung, grup ini mengadakan pementasan selama satu bulan, berkeliling seluruh kota di Kalimantan Barat.

Karena dia lebih memilih ke Jakarta untuk mencoba peruntungan nasib, maka grup teaternya dilanjutkan dengan membentuk sendiri bernama Masqurade Theater, sejak 2005 di Jakarta. Grup teater ini diklaim sebagai hobi oriented, bukan profit oriented. Walaupun pementasannya lebih banyak di mal-mal pada acara berkaitan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh maupun undangan pentas lain di mana pun. Grup ini akan dipertahankan Stefen sampai seumur hidupnya. Walaupun Stefan sudah mulai banyak bergabung dengan grup teater-teater professional, seperti Teater Kolom Jakarta.

“Sebenarnya saya pernah ikut main dalam pentas drama musical berjudul Cinta, tapi tidak usah disebutkan nama grupnya. Saya tidak enak. Karena saya cuma jadi bintang tamu, pada pementasan di Universitas Bunda Maria, kawasan Lodan, Jakarta Utara, baru-baru ini,” ujar Stefan zhou di sela-sela berlatih teater bersama Teater Kolom di kawasan Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (31/3).

Diakuinya, walaupun grup teater bentukannya masih terus dipertahankan, tapi dia mengaku masuk Teater Kolom untuk tempat menimba ilmu sekaligus menyimpan cita-cita ingin maju bersama Teater Kolom. “Saya bukan mau muluk-muluk, tapi saya merasakan dan melihat ada sesuatu yang menjanjikan bersama Teater Kolom. Karena itu, biar saya tidak ikut terlibat main, saya akan datang setiap jadwal latihan rutinnya. Tapi saya juga tidak mau menutup tawaran untuk panggilan mentas buat grup saya sendiri,” papar pria kelahiran Pontianak, 26 Agustus 1980.

Diakuinya, bakat seni tidak mendapat keturunan dari orangtuanya. Karena kedua orangtuanya seorang wiraswasta. Dia mendapat bakat seni sejak kecil sudah sering terlibat dengan dunia kesenian.Tapi bakat usaha dari orangtuanya justru yang mengalir. Karena dia sekarang membuka butik dan grosir pakaian di Pasar Pagi Mangga Dua Blok B 55 bernama Toko Louis. “Bisnis ini saya rintis bersama saudara sepupu, sejak tahun 2005. Ini karena saya sudah punya pengalaman lebih dulu di bisnis fashion selama di Jakarta. Saya sebelumnya bekerja sebagai penjaga toko teman di Mangga Dua Square,” kenang anak tunggal dari pasangan Suhendro Zhou (almarhum lima tahun lalu) dengan lim Su Ngo. (tim/bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar