Tari
Abort, Mencari Harmoni, Ayu-Ayunan
Koreografer: Dwi Windarti
Teater Salihara | Jumat-Sabtu, 23-24 September 2011, 20:00 WIB
HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Pertunjukan ini akan menampilkan tiga karya koreografer muda asal Surakarta, Dwi Windarti, atau akrab disapa Winda. Dua karya yang akan ditampilkan, Abort dan Ayu-Ayunan, merupakan koreografi yang ia buat untuk Ujian Tengah Semester dan Tugas Akhir di Institut Seni Indonesia Surakarta. Kedua karya itu juga telah dipentaskan di Taman Budaya Jawa Tengah pada 2008. Sedangkan karya yang lain, Mencari Harmoni, tercipta atas bantuan hibah seni dari Yayasan Kelola kategori Karya Inovatif tahun 2010.
Abort, Mencari Harmoni, Ayu-Ayunan
Koreografer: Dwi Windarti
Teater Salihara | Jumat-Sabtu, 23-24 September 2011, 20:00 WIB
HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Pertunjukan ini akan menampilkan tiga karya koreografer muda asal Surakarta, Dwi Windarti, atau akrab disapa Winda. Dua karya yang akan ditampilkan, Abort dan Ayu-Ayunan, merupakan koreografi yang ia buat untuk Ujian Tengah Semester dan Tugas Akhir di Institut Seni Indonesia Surakarta. Kedua karya itu juga telah dipentaskan di Taman Budaya Jawa Tengah pada 2008. Sedangkan karya yang lain, Mencari Harmoni, tercipta atas bantuan hibah seni dari Yayasan Kelola kategori Karya Inovatif tahun 2010.
Abort mengangkat permasalahan seputar aborsi. Karya ini merupakan penggambaran dari berbagai keresahan, pikiran serta beban emosional serta mental yang dialami seorang remaja putri yang baru saja melakukan aborsi. Melalui karya ini, Winda seakan mengajak penonton untuk merenung dan tidak serta merta melihat tindak aborsi dari kacamata hitam atau putih. Lalu, stereotipe perempuan yang dibentuk oleh media massa dan masyarakat juga menjadi salah satu perhatian Winda. Dalam Ayu-Ayunan, ia menyatakan kritiknya dengan memperlihatkan perempuan yang jadi nampak hidup dalam pentas, setiap saat adalah pertunjukan dan setiap posisi adalah pose. Dan di dalam pentas kecantikan, wajib hukumnya untuk tampil memesona. Kadang kecantikan diperoleh dengan paksaan—yang tak akan terlihat alamiah dan ganjil.
Mencari Harmoni mungkin bisa dilihat sebagai karya dari perempuan muda yang lebih matang dan dewasa. Bukan lagi seorang siswa di sebuah institusi pendidikan seni, tapi seorang istri dan ibu, sekaligus juga penari. Dalam masa transisinya, Winda melahirkan sebuah karya yang mencerminkan tahapan baru dalam hidup—menyelaraskan segala perbedaan, menyeimbangkan beragam aspek dalam hidupnya. Seperti judulnya, karya ini merupakan jenis yang melibatkan peran aktif berbagai pihak dari bidang yang berbeda; seperti Bejeou Nayaka sebagai videografer, Fatoni sebagai ilustrator, Sigit Pratama sebagai penata musik dan Joko Sriyono sebagai penata lampu.
0 komentar:
Posting Komentar