Agnes Christina Project (ACP) asal Singapura bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) akan menggelar pementasan bertajuk Titik Nol di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki (TIM),
Dalam workshop itu, Helmi mengemukan perlunya pengenalan mendetail terhadap seperangkat alat lampu untuk tata cahaya. Kalau di Singapura, ada pembelajaran di perguruan tinggi bidang kesenian khusus tentang lampu. Sehingga seorang piñata cahaya mengenal tipe-tipe dan klasifikasi lampu, fungsi, merek, karakter , ukuran, dan semua terkait dalam spesifikasi satu unit lampu.
“Kalau di Singapura ada pengetahuan tentang alat lampu itu sendiri secara khusus. Sehingga kita bisa mengetahui cara pakai dan penggunaannya. Maka itu, seorang piñata lampu itu harus menyanyi lampu, seperti kita menyanyi anak. Karena lampu itu tempat kita menumpahkan kreatifitas. Paling tidak kita harus selalu member apresiate pada lampu-lampu panggung itu. Apresiate ini sebagai bentuk saying kita padanya supaya lampu itu pun memberi kita kemudahan. Misalnya, tidak tiba-tiba mati atau rusak dan tidak menyulitkan saat pemasangan,” papar Helmi dalam bahasa Inggris dari puluhan peserta workshop yang berasal dari seluruh
Menurut dia, ada empat kelompok lampu yang vital dalam setiap satu pementasan. Yaitu kelompok lampu Parcan atau Par, Profil, PC (Presnel Compact), dan Pressnel. Bagi dia, lampu yang paling hebat adalah profil. Lampu ini dinilainya sebagai sebuah magic. Karena bisa memberi efek macam-macam yang menakjubkan, terutama untuk focus pada kreatifitas si piñata lampu. “PC juga hebat karena bisa sinarnya bisa mengecil dan membesar. “Karena itu, penting mengetahui lebih dulu tentang alat lampu itu. Baru kita cari tahu fungsi dalam menyatukan atau kebutuhan suasana adegan. Aneh, kalau kita butuh adegan tertentu, ternyata piñata lampu salah member perwujudan dari kreatifitas si sutradara. Apalagi kalau si sutradara pun tidak tahu juga soal lampu,” sindir pria yang punya pengalaman sebagai piñata lampu di berbagai Negara, seperti
Sementara itu, sutradara Teater Kolom Hery S mengaku di
0 komentar:
Posting Komentar