Penari top asal Jepang Akiko Kitamura bekerjasama dengan sejumlah seniman Jepang dan Indonesia, menggelar pementasan tari bertajuk To Belong di Salihara, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu-Minggu (28-29) kemarin. Proyek pentas tari yang merupakan bagian dari hajatan Forum Seniman Perempuan Salihara Menjunjung Ibu Bumi sepanjang April-Mei 2012, ini tampak seniman yang terlibat Slamet Gundono (dalang dan seniman), Kei Ishikawa (sutradara), Martinus Miroto (koreografer dan penari) asal Jogjakarta, Yusuhiro Morinaga (pengarah suara), Rianto (penari dan koreografer), dan Ruri Mito (penari dan koreografer). Mereka berkembang bersama antara penari Jepang dengan Indonesia dan berkolaborasi melampaui latar belakang disiplin ilmu, budaya, dan zona nyaman masing-masing.
Pentas To Belong memperbincangkan kembali dualisme tubuh dan roh; di samping mencoba menjelajahi keterbatasan manusia dengan melampaui identitas kebangsaannya. Di panggung tampak pertemuan yang tradisional (sastra lisan, lagu, wayang kulit) dengan yang moderen (narasi film). Pelbagai unsur tersebut meningkatkan dramaturgi tubuh dan menghasilkan karya yang berlapis-lapis. Bagaimana dengan wayang kulit? Ya, untuk proyek ini Akiko memang bekerjasama dengan dalang asal Solo Slamet Gundono yang dikenal sebagai dalang moderen atau kontemporer.
Meski menyerap teknik dan metodologi penciptaan tari kontemporer Eropa, Akiko Kitamura kelihatan mampu fokus pada "tubuh Asia", termasuk dengan mempelajari silat dan tari tradisional Indonesia. Dalam proyeknya kali ini, terselenggara atas kerjasama antara Akiko Kitamura Production di Tokyo, The Japan Foundation, Kedutaan Jepang untuk Indonesia, Kementerian Kebudayaan Jepang, dan tentu saja, Komunitas Salihara.
Nomor tari To Belong' di Jakarta merupakan karya tari penari asal Jepang Akiko Kitamura yang kesekian kali. Akiko dikenal sebagai seniman tari yang banyak menyerap teknik dan metodologi penciptaan tari kontemporer Eropa. Namun, dalam 'To Belong' ia akan berfokus pada "tubuh Asia", termasuk dengan mempelajari silat dan tari tradisional Indonesia. (slhr)
Penari Jepang Kolaborasi dengan Seniman Indonesia
Related Posts
Film Komedi Love Is Brondong Bukan SlasptikAjun Prawira sebagai PetasanSetelah sukses membintangi film komedi bertemakan pocong yaitu Poconggg Juga Pocong (2011) d… Read More
Erotika: Tubuh, Nafsu Dan Spritualitas Jakarta. ourvoice.or.id – Erotika tidak perlu belajar dari Barat,karena sudah mengakar ada di Nusantara. Erotika di m… Read More
EKI Pentaskan Kabaret Oriental dengan Latar Belakang JawaEksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company, kembali menampilkan sebuah pementasan kabaret bertajuk Kabaret Or… Read More
Hari Musik Nasional, JFlow Tak Pusingkan Pembajakan Normal 0 MicrosoftInternetExplorer4 st1\:*{behavior:url(#ieooui) } !-- /* Style De… Read More
Islamic Book Fair (IBF) 2012, Ajang Pameran Buku Islami Terbesar se-Asia TenggaraKita patut berbangga dan bersyukur, karena event sekaliber Islamic Book Fair (IBF) itu bisa terselenggara di negeri terc… Read More
0 komentar:
Posting Komentar