Jumat, 09 Maret 2012

EKI Pentaskan Kabaret Oriental dengan Latar Belakang Jawa

Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company, kembali menampilkan sebuah pementasan kabaret bertajuk Kabaret Oriental – Anak Emas Juragan Batik di gedung Kesenian Jakarta, pada 20-24 Maret 2012. Dalam pementasan ini, ditampilkan perpaduan seni tari, teater, musik, dan lagu yang kaya akan sentuhan budaya Oriental atau Cina Peranakan Indonesia.
Kabaret Oriental yang disutradarai, Rusdy Rukmarata ini mengangkat tentang perebutan cinta, harta, dan takhta dalam sebuah keluarga Cina Peranakan yang mengelola bisnis batik. Salah satu keluarga peranakan China, Hwang Cin Hin, bergelut dalam bisnis batik Kudus. Namun pria yang beristri empat itu sudah meninggal dunia. Kini, istri yang ke 4 lah yang mengurus anak-anaknya. Wiliam, anak pertama dari istri pertama dan Tuan Cin Hin, memperebutkan bisnis ayahnya dengan Robert, anak laki-laki dari istrinya keempat.
Untuk menunjang pementasan, ornamen-ornamen batik yang dipakai dalam kostum dan properti pementasan ini menggunakan batik Kudus. Kabaret Oriental ini melibatkan lebih dari 300 personil yang terdiri dari pemain, penari, koreografer, penata artistic hingga para stage kru. Pementasan ini akan berdurasi selama 90 menit. Pementasan yang dikemas menggunakan seni desain visual dance motion graphic ini didukung sejumlah nama beken seperti Sarah Sechan, Uli Herdinansyah, Cynthia Lamusu, Bayu Oktara, Ary Kirana, kelompok Sahita dan EKI Dance Company sendiri.
“Melalui Kabaret Oriental, kami ingin mengangkat sisi-sisi kekayaan budaya Indonesia yang lain. Keberadaan Cina peranakan di Indonesia sekaligus menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia sebagai bangsa yang besar, majemuk, dan bertoleransi tinggi. Pilihan usaha batik yang dikelola oleh keluarga Cina peranakan dalam cerita kabaret ini merupakan cerminan dari perpaduan budaya Indonesia dan unsur budaya Cina yang sebetulnya telah menyatu dan menjadi bagian dari Indonesia,” kata Herwindra Aiko Senosoenoto, produser Kabaret Oriental “Anak Emas Juragan Batik”.
Program Direktur dari Bakti Budaya Djarum Foundation Reinatasari mengatakan, perpaduan antara seni tari, teater, musik, dan lagu yang kaya akan sentuhan budaya Oriental adalah hal-hal baru ditampilkan. “Ada juga lagu jazz yang di aransemen dengan gaya oriental. Ada shadow dance, sejenis orang yang jadi wayang, bisa berbentuk macam-macam seperti mobil dan pesawat," imbuhnya. (dtc)

0 komentar:

Posting Komentar