Ketua Panpel, Inggrid Kanzil didampingi Trisna Jero Wacik (kanan) memberi penjelasan pada wartawan soal rencana pamerannya.
Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) akan menggelar pameran kerajinan dari seluruh anggota Dekrasnas daerah maupun binaan BUMN, Kementerian terkait, dan perusahaan-perusahaan melalui program CSR masing-masing, di gedung SME Tower, Gatot Soebroto, Jakarta, mulai 20-22 Maret 2012. Pameran yang lebih memprioritaskan karya-karya pengrajin kawula muda ini dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Dekranas ke-32, yang jatuh setiap tanggal 2 Maret.
Ketua Panitia Pelaksana HUT Dekranas, Inggrid Kanzil Syarif Hasan mengatakan, pameran ini memilih tema Memacu Kreatifitas dan Produktifitas Perajin untuk Meningkatkan Daya Saing. Tema ini sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan pameran tahun sebelumnya yang sukses. Karena itu, program-program Dekranas terkait itu ikut ditingkatkan dan lebih meluas sampai ke pelosok daerah.
Kesuksesan tahun sebelumnya terlihat dari hasil nilai transaksi yang mengalami kenaikkan. Dari sebanyak 60 both dan 20 UKM berhasil membukukan sebesar Rp 2,5 miliar dari Rp 2 miliar pada tahun sebelumnya. Tahun ini, Dekranas menargetkan sebesar Rp 3 miliar. Diakuinya target tidak melonjak karena memang kondisi transaksi hamper tidak jauh bergeser dari tahun ke tahun. Justru supaya tidak turun, kata Inggrid,panitia menambah jumlah both menjadi 80 both dan puluhan stand kuliner.
“Dekranas berupaya mengangkat kesejahteraan perajin. Karena itu, kami buat program bernama Gerakan Indonesia Berserri (Bersih, Sehat, Ramah Lingkungan, Rapih, dan Indah, red) yang digagas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kebersihan adalah cermin daria kemajuan peradaban suatu bangsa,” papar Inggrid Kanzil kepada wartawan didampingi Trina Jero Wacik dan Dewi Mallarangeng bersama pengurus Dekranas lain di gedung SME Tower, kawasan Gatot Soebroto, Jakarta, kemarin.
Program ini mengambil contoh kampong perajin di Kelurahan Baqa dan Kelurahan Mesjid di Kecamatan Samarinda, seb erang Provinsi Kalimantan Timur. “Ada harapan lebih dari program ini, yaitu Samarinda menjadi daerah tujuan wisata selain menjadi lokasi investasi hasil buminya, lokasi perajin tenun. Makanya, daerah ini dijadikan percontohan yang nanti, Dekranas akan mencari tempat lain. Tempat ini kami temukan berdasarkan survei dan studi lokasi,” papar Inggrid, istri Menteri Koperasi dan UK M Syarif Hasan.
Wakil Ketua Panitia Pelaksana Trisna Jero Wacik menambahkan, produk perajin kita begitu bervariasi dan aneka macam, tapi kualitas desain dan modelnya masih terlihat itu-itu saja. Walaupun memang ada sebagian trader-trader tertentu yang mengarahkan desain dan modelnya. “Karena itulah, kita ingin perajin maju. Kalau produk kerajinan sudah bagus dan menjadi ikon bangsa, maka tinggal desain dan model ditingkatkan. Tak hanya itu, mereka butuh promosi dan pemasaran untuk menjualnya. Maka inilah yang dilirik trader,” imbuh Trisna.
Ketika ditanya soal trader yang justru menguntung trader sendiri ketimbang perajin dan akhirnya perajin pun merasa ketergantungan dengan trader daripada berusaha menjual sendiri, Trisna mengatakan, itu bagian dari konsekwensi. Karena trader perlu ongkos untuk transportasi dan membayar gaji pegawai atau stafnya. “Memang perajin bukan pedagang, bukan desainer, dan bukan ahli manajemen. Mereka hanya orang-orang terampil yang khusus diajarkan orangtua mereka secara turun temurun. Sehingga produknya menjadi cirri khas produk budaya. Sering kali mereka tidak tahu menjual dan mau dipromosiikan ke mana setelah dibuat. Bahkan kalau dapat order banyak tidak tahu cari pinjaman. Sekarang bukan jamannya, bikin pakaian adata untuk dipakai sendiri. Karena bias dijadikan lahan penghidupan. Nah, urusan pemasaran adalah trader. Ini menjadi tugas Dekranas untuk mengawasi trader agar jangan sampai perajin mendapat untung sangat tipis. Sehingga membuat perajin pesimis dan
akhirnya beralih profesi atau pekerjaan. Dekranas jug amemfasilitasi akses peminjaman dan member pelatihan membuat proposal dan mengajarkan tentang manajemen. Pokoknya Dekranas bertugas menjadi jembatan bagi perajin dan pemodal,” pungkasnya. (tim)
Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) akan menggelar pameran kerajinan dari seluruh anggota Dekrasnas daerah maupun binaan BUMN, Kementerian terkait, dan perusahaan-perusahaan melalui program CSR masing-masing, di gedung SME Tower, Gatot Soebroto, Jakarta, mulai 20-22 Maret 2012. Pameran yang lebih memprioritaskan karya-karya pengrajin kawula muda ini dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Dekranas ke-32, yang jatuh setiap tanggal 2 Maret.
Ketua Panitia Pelaksana HUT Dekranas, Inggrid Kanzil Syarif Hasan mengatakan, pameran ini memilih tema Memacu Kreatifitas dan Produktifitas Perajin untuk Meningkatkan Daya Saing. Tema ini sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan pameran tahun sebelumnya yang sukses. Karena itu, program-program Dekranas terkait itu ikut ditingkatkan dan lebih meluas sampai ke pelosok daerah.
Kesuksesan tahun sebelumnya terlihat dari hasil nilai transaksi yang mengalami kenaikkan. Dari sebanyak 60 both dan 20 UKM berhasil membukukan sebesar Rp 2,5 miliar dari Rp 2 miliar pada tahun sebelumnya. Tahun ini, Dekranas menargetkan sebesar Rp 3 miliar. Diakuinya target tidak melonjak karena memang kondisi transaksi hamper tidak jauh bergeser dari tahun ke tahun. Justru supaya tidak turun, kata Inggrid,panitia menambah jumlah both menjadi 80 both dan puluhan stand kuliner.
“Dekranas berupaya mengangkat kesejahteraan perajin. Karena itu, kami buat program bernama Gerakan Indonesia Berserri (Bersih, Sehat, Ramah Lingkungan, Rapih, dan Indah, red) yang digagas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kebersihan adalah cermin daria kemajuan peradaban suatu bangsa,” papar Inggrid Kanzil kepada wartawan didampingi Trina Jero Wacik dan Dewi Mallarangeng bersama pengurus Dekranas lain di gedung SME Tower, kawasan Gatot Soebroto, Jakarta, kemarin.
Program ini mengambil contoh kampong perajin di Kelurahan Baqa dan Kelurahan Mesjid di Kecamatan Samarinda, seb erang Provinsi Kalimantan Timur. “Ada harapan lebih dari program ini, yaitu Samarinda menjadi daerah tujuan wisata selain menjadi lokasi investasi hasil buminya, lokasi perajin tenun. Makanya, daerah ini dijadikan percontohan yang nanti, Dekranas akan mencari tempat lain. Tempat ini kami temukan berdasarkan survei dan studi lokasi,” papar Inggrid, istri Menteri Koperasi dan UK M Syarif Hasan.
Wakil Ketua Panitia Pelaksana Trisna Jero Wacik menambahkan, produk perajin kita begitu bervariasi dan aneka macam, tapi kualitas desain dan modelnya masih terlihat itu-itu saja. Walaupun memang ada sebagian trader-trader tertentu yang mengarahkan desain dan modelnya. “Karena itulah, kita ingin perajin maju. Kalau produk kerajinan sudah bagus dan menjadi ikon bangsa, maka tinggal desain dan model ditingkatkan. Tak hanya itu, mereka butuh promosi dan pemasaran untuk menjualnya. Maka inilah yang dilirik trader,” imbuh Trisna.
Ketika ditanya soal trader yang justru menguntung trader sendiri ketimbang perajin dan akhirnya perajin pun merasa ketergantungan dengan trader daripada berusaha menjual sendiri, Trisna mengatakan, itu bagian dari konsekwensi. Karena trader perlu ongkos untuk transportasi dan membayar gaji pegawai atau stafnya. “Memang perajin bukan pedagang, bukan desainer, dan bukan ahli manajemen. Mereka hanya orang-orang terampil yang khusus diajarkan orangtua mereka secara turun temurun. Sehingga produknya menjadi cirri khas produk budaya. Sering kali mereka tidak tahu menjual dan mau dipromosiikan ke mana setelah dibuat. Bahkan kalau dapat order banyak tidak tahu cari pinjaman. Sekarang bukan jamannya, bikin pakaian adata untuk dipakai sendiri. Karena bias dijadikan lahan penghidupan. Nah, urusan pemasaran adalah trader. Ini menjadi tugas Dekranas untuk mengawasi trader agar jangan sampai perajin mendapat untung sangat tipis. Sehingga membuat perajin pesimis dan
akhirnya beralih profesi atau pekerjaan. Dekranas jug amemfasilitasi akses peminjaman dan member pelatihan membuat proposal dan mengajarkan tentang manajemen. Pokoknya Dekranas bertugas menjadi jembatan bagi perajin dan pemodal,” pungkasnya. (tim)
0 komentar:
Posting Komentar