Senin, 09 April 2012

Pameran Fesyen & Aksesoris Targetkan Rp 6 M


Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM melalui Deputi bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha kembali menggelar pameran bertajuk Fesyen & Aksesoris Expo 2012 IV, di gedung SME Tower, kawasan Gatot Soebrotop, Jakarta Selatan, pada 11-15 April 2012. Kemenkop dan UKM menargetkan nilai transaksi naik dari Rp 4 miliar, pada 2011 menjadi Rp 6 miliar. Ini karena ditopang target jumlah pengunjung sebanyak 6000 atau seribu per hari. Jumlah ini naik disbanding tahun 2011 sebanyak 4500 pengunjung.
Deputi bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Neddy Rafinaldy Halim mengatakan, walaupun hasil nilai transaksi pada 2011 ditunjang moment menjelang Lebaran dan tren fesyen baju muslim sedang tinggi-tingginya hingga terkenal di mancanegara. Tapi Neddy menepis target nilai transaksi pada pameran tahun ini tidak realistis. Apalagi dihadang ancaman kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut dia, setiap pameran sangat dipengaruhi oleh tema. Tahun ini, pihaknya mengangkat tema “fesyen cantik,aksesoris unik”. Ini beda dengan tahun sebelumnya yang mengangkat tema tentang busana muslim.
“Saya kok yakin, nilai transaksi akan ditentukan oleh tema. Seperti sekarang tema fesyen cantik aksesoris unik. Artinya terbukti UKM banyak dan tak henti-henti berkreasi dan melakukan inovasi produknya. Jadi kebutuhan pasar selalu diantisipasi olehpara pelaku UKM. Buktinya setiap pameran selalu pelaku UKM mengetengahkan produk-produk fesyen dengan tema yang selalu berubah-ubah,” kilah Neddy Rafinaldy Halim kepada wartawan di gedung Kemenkop dan UKM, kawasan Kuningan, Jakarta, kemarin.
Lebih jauh Neddy mengharapkan, pameran ini menjadi media untuk mengembangkan produk fesyen dan aksesoris Indonesia sekaligus media informasi seputar perkembangan tren mode terkini dan juga diharapkan menciptakan jejaring bisnis di antara komunitas fesyen dan aksesoris Indonesia melalui pertemuan bisnis antara para desainer dengan investor, departemenstore, dan buyer local lainnya. “Pameran ini diikuti 152 peserta UKM, termasuk dari UKM daerah yang akanm enampilkan produk unggulan daerah masing-masing. Sebenarnya, peserta ini membludak. Tapi kami tolak karena keterbatasan gedung menerima both. Maksimal hanya 160 both saja. Ini juga menunjukkan trennya lagi bagus. Maka wajar kamimenargetkan nilai transaksi naik hingga Rp 6 miliar,” harap Neddy didampingi desainer dan pengusaha fesyen dan aksesoris Tuti Khalid.
Di bagian lain Neddy mengungkapkan bahwa produk fesyen tercatat sebagai penyumbang terbesar ekspor ekonomi kreatif dengan nilai total 61,13 persen dari keseluruhan nilai ekspor tahun 2010. Namun saying Neddy tidak mendapatkan data pasti sumbangan khusus dari Kemenkop dan UKM. Itu adalah angka akumulasi dari data BPS (Badan Pemusatan Statistik). “Kontribusi terhdap nilai ekspor nasional mencapai 5,96 persen dengan nilai rata-rata nilai ekspor sebesar Rp 53,94 persen dan tahun 2010, produk fesyen tercatat nilai ekspornya mencapai Rp 72 triliun. Ini begitu jauh kenaikkannya,” pujinya.
Demikian juga dari sisi penyerapan tenaga kerja dan lapangan usaha, menurut Neddy, dalam periode 2002-2010, fesyen juga m endominasi sector ekonomi kreatif. Yaitu rata-rata sebesar 54,32 persen dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,13 juta orang atau 4,22 persen terhadap tingkat partisipasi terhadap tenaga kerja nasional. “Indikasinya dari mudahnya tumbuh pelaku-pelaku UKM, seperti dari ibu-ibu arisan yang membuka usaha kerudung atau aksesoris lainnya. Ini selain menambah pendapatan penghasilan, tapi membuka lapangan pekerjaan baru,” pungkasnya. (ipo)

0 komentar:

Posting Komentar