Kamis, 29 Maret 2012

Film Histeria Akhirnya Beredar Mulai Hari Ini




Setelah melalui perjalanan panjang akhirnya pembuatan film Histeria rampung dan berhasil mewujudkan cita-cita dan kerja keras lewat Starvision. Ceritanya berkisar soal kelima anak muda berbakat yang diberikan ruang dan kesempatan bagi para sutradara-sutradara muda berbakat untuk membuat film pertama mereka yang dirilis secara komersil di bioskop-bioskop.

“Bagi Starvision membuat film bukan sekedar memberi tontonan semata, tetapi film adalah spirit dengan enerji yang sangat kuat dari pembuatnya, untuk ditularkan kepada penontonnya. Ketika Upi membawa proposal pembuatan omnibus yang akan diproduserinya, dengan mengajak kreator-kreator muda yang telah berkiprah sebagai pembuat film-film pendek handal dan meraih berbagai penghargaan, jebolan institusi yang membekali bakat yang diasah berbagai pengalaman. Saya segera tertarik karena spiritnya,” kata Chand Parwez Servia, Produser Starvisionplus usai prepiew film Histeria, Selasa (26/3/2012) di Planet Hollywood, Jakarta.

Lebih lanjut dikatakan, era kebangkitan baru perfilman nasional melahirkan banyak kreator baru yang “ujug-ujug”. Padahal, era ini sangat perlu mengedukasi penonton dengan karya-karya yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga, memberi pengalaman menonton yang baik, sebagai investasi meningkatkan habit menonton film nasional. “Pembuatan omnibus dengan 5 karya dari 5 tim kreator muda yang penuh semangat dan memiliki ide-ide orisinal adalah upaya Upi yang brillian. Persoalannya adalah bagaimana karya ini harus tetap ‘dekat’ dengan penontonnya agar tidak jauh asap dari api,” imbuh Parvez.

Starvision menyetujui proyek omnibus yang awalnya belum ada judul. Beberapa cerita segera dipelajari. Belajar dari pengalaman beberapa negara yang sukses dengan omnibus, akhirnya genre thriller yang dipilih. “Kita mencoba menggabungkan 5 ide, dari 5 tim produksi, 5 sutradara, menyajikan 5 mimpi buruk. Sesi-sesi presentasi dari 5 tim ini sungguh mengagumkan. Upi dengan sabar dan telaten mendampingi, sehingga sejak awal pra produksi dipahami sangat baik melalui prosedur yang semestinya untuk membuat film. Diskusi-diskusi desain produksi berjalan hangat dan lancar. Eksekusi produksi adalah ujian utamanya. Film yang kemudian diberi nama HI5TERIA itu pantas disebut sebagai karya Upi terbaik. Upi sungguh telaten menjadi produser aktif dan menularkan kepiawaiannya pada kreator-kreator muda berbakat,” jelasnya.

Starvision melibatkan tim post produksinya, dengan kreatif editor yang disupervisi oleh Cesa David Luckmansyah, musik oleh Tya Subiakto Satrio dan sound designer Khikmawan Santosa yang dilengkapi tata suara Dolby Digital. Semua bekerja dengan semangat luar biasa, ada semangat yang beda dan enerji-nya menjadikan karya ini istimewa. Selebihnya penonton akan menilai, tetapi sungguh ini adalah pengalaman berharga. Rencananya project HI5TERIA ini akan jadi project tahunan. Hingga tiap tahunnya kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi 5 sutradara muda baru nan berbakat.

HI5TERIA yang dibintangi oleh artis papan atas seperti Tara Basro, Maya Otos, Luna Maya, Imelda Therinne, Ichi Nuraini, Sigi Wimala, Poppy Sovia, Bella Esperance, Dion Wiyoko dan lainnya. Karya gress yang menggetarkan mulai dibioskop, pada 29 Maret 2012.

Mesti diakui Starvision satu di antara sedikit rumah produksi yang punya visi dalam setiap pembuatan film. Di bawah kendali Chand Parwez Servia film-film yang diproduksi Starvision bisa dikatakan menjadi lokomotif film-film di Tanah Air. Bagaimana tidak dalam satu tahunnya Starvision memproduksi enam hingga delapan judul film dengan genre yang bervariasi :drama,drama komedi, dan horror.

”Kami memang harus memberikan aletrnatif kepada penonton,” ujarnya.

Setelah memutar film Hafalan Salat Delisa, Malaikat Tanpa Sayap, keduanya drama, dalam Hi5teria yang akan mulai tayang 29 Maret ini Starvision bekerjasama dengan sutradara wanita Upi menyuguhkan film horror yang cukup bagus.

Dalam kata Hi5teria, semestinya Histeria.Angka 5 pengganti huruf s menjadi penanda bahwa film horror ini ada lima judul cerita yang dipaket menjadi omnibus.

Lima judul cerita film itu adalah Pasar Setan yang disutradarai Adriyanto Dewo, Wayang Koelit, sutradara Chairun Nissa, Kotak Musik sutradara Billy Christian, dan Palasik-disutradarai Nicolas Yudifar.Kelima judul film itu membawa warna dan gaya tersendiri.

Sutradara muda,Upi, yang menjadi project officer dalam omnibus ini mengaku bergerilya untuk mendapatkan anak-anak muda yang bersekolah film dan sangat serius bergulat di bidang film. ”Regenerasi itu penting dalam bidang apa pun. Dan membuka peluang bagi anak-anak muda ini sama dengan membangun dan memperkaya perfilman kita. Mereka njuga akan membawa nafas baru yang akan menyegarkan perfilman Indonesia,” imbuh Upi.

Bagi Parwez dengan kehadiran anak-anak muda seperti Upi dan kawan-kawan memiliki spirit dan enerji yang sangat kuat, sehingga bagus untuk ditularkan kepada penontonnya. ”Sekarang ini perlu film yang bisa mengedukasi penonton dengan karya-karya yang dapat dipertanggungjawabkan, dan memberi pengalaman menonton yang baik sebagai investasi meningkatkan habit penonton film nasional,”papar Parwez.

Film Hi5teria sudah menunjukkan keinginan Parwez agar penonton film terbiasa menyaksikan film-film yang baik dan berkualitas. Dengan latar belakang cerita keseharian, cerita rakyat dan legenda, film ini membuat penonton terkejut-kejut sepanjang pertunjukkan. Tidak ada pocong dan bukan kuntilanak yang mewarnai film ini. Hi5teria film apik yang kudu disaksikan.

Merasa jenuh dengan keadaan industri film Tanah Air, Upi Avianto akhirnya memutuskan untuk membuat konsep regenerasi dengan cara memproduseri proyek layar lebar yang berjudul Histeria. Film berjenis omnibus tersebut diprakarsai oleh 5 sutradara baru, hasil seleksi subjektif Upi melalui jejaring sosial. Para sutradara muda itu adalah Adriyanto Dewo, Chairun Nissa, Billy Christian, Nicholas Yudifar, dan Harvan Agustriansyah, yang masing-masing dari mereka menyumbang sebuah kisah horor dalam film Histeria yaitu Pasar Setan, Wajang Koelit, Kotak Musik, Palasik, dan Loket. "Kenapa saya memilih memproduseri film Histeria dari para sutradara muda ini adalah karena saya pernah ada di posisi seperti mereka, dimana saya punya ide namun tidak ada wadah untuk disalurkan. Banyak diluar sana anak-anak muda yang berbakat, namun nggak punya networking dan link. Kini saya sudah memiliki itu, makanya saya bantu mereka dengan koneksi yang saya punya. Kalau industri film mau maju, proses regenerasi itu sangatlah penting," ucap Upi ssambil menambahkan,Masa lebih dari 230 juta penduduk Indonesia sutradara yang muncul di bioskop itu-itu aja. Disini saya hanya membantu impian dari 5 anak muda ini, mudah-mudahan saja setelah ini akan ada kelanjutannya.

Upi sangat paham dengan kesulitan para sineas dalam mencari produser atau rumah produksi, demi mempresentasikan berbagai ide film yang mereka miliki ke khalayak luas. Beban itu diakui Upi akan semakin berat, jika sang sutradara masih tergolong baru di dunia film. "Saya aja yang sudah memproduksi beberapa karya film masih sulit untuk menemukan produser, apalagi mereka. Untuk proyek Histeria ini aja saya udah ditolak oleh 4 produser dan akhirnya bisa diterima oleh Chand Parwez Servia dari Starvision setelah saya bilang ke dia kalau saya akan pasang badan jika film ini nggak bagus," pungkas Upi.
Upi menambahkan, proyek regenerasi ini rencananya akan rutin dia selenggarakan tiap tahun dengan konsep atau genre film yang berbeda. "Saya berencana adakan ajang ini tiap tahun, kalau genrenya nanti horor lagi maka akan ada Histeria 2, tapi kalau tidak maka kita akan usung tema yang beda," Tegas Upi. (tim)

0 komentar:

Posting Komentar